Senin, 26 April 2010

Pelampiasan lara

Dalam bahasaku yang pernah kuperdebatkan,
ia tentang jiwa yang lama mendera,
perlahan lengah,,
di detik pertama,,
di detik terakhir,,
sama,,,

Q genggam dalam lepuhan di lenganku yang panjang,
coreng di matanya masih lekat padaku,,
Q ayunkan dengan amarah yang sudah terkemas lama,
dan di detik pertama,,
di detik terakhir,
tetap sama,

reda gelisahku,,
reda kegeramanku,,
tapi tak puas,

pertanyaanku membuka noda dalam gagap jawabnya,
aku menahan tangis,,
aku menahan kata,
aku menahan sakit,,

dalam detik pertama,
aku menanti detik terakhir,,
tapi,,kenapa sama???

1 komentar:

  1. wew, terlalu dipikirkan sih,,
    selalu saja dibiarkan berputar2 di kepala,,
    jadilah kepikiran terus,,
    kata mang ujang sih buat hatimu seluas sungai bukan sekecil gelas,,
    sehingga sesondok garam tak terasa,,,
    wah, ngomong tuh mudah ya,,,
    kwak kwak kwak,,,

    ish, pic nya lalaki banget, tan,,
    aih, aih,,,
    ckckckck,,,

    BalasHapus